Rabu, 16 Februari 2011

KAJIAN SILA PERTAMA PANCASILA MENURUT ISLAM

Oleh : Iwan Setiawan

بسم الله الرحمن الرحيم

Pancasila dan Ketuhanan
Pancasila adalah ideologi dasar dari negara indonesia, ianya telah ada dalam segala bentuk kehidupan bangsa, terkecuali mereka yang tidak pancasilais. Fungsi dirumuskannya konsep pancasila adalah sebagai pandangan hidup, dasar negara, dan jiwa – kepribadian bangsa indonesia. filsafat pancasila adalah ideologi yang disusun oleh para pendiri bangsa indonesia sebagai dasar negara.
Kelahiran pancasila dengan 5 sila yang ada sekarang telah mengalami berbagai penyempurnaan sebelum ianya dituliskan dalam mukadimah UUD 45 yang kita ketahui sekarang. Adapun isi dari pancasila itu adalah sebagai berikut :
  1. Ketuhanan Yang Maha Esa
  2. Kemanusiaan yang adil dan beradab
  3. Persatuan indonesia
  4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmad kebijaksanaan dalam permusyawaratan (perwakilan)
  5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia
Penjelasan kosep ketuhanan adalah hal yang paling mendasar dari peredaan antara agama Islam dan agama atau ideologi lain. Konsep ketuhanan pada pancasila terletak pada sila pertama dan dalam Islam menduduki tempat tertinggi pula dalam islam yaitu Tauhid.
Sebagai warga negara indonesia yang beragama islam, tentunya kita bertanya apakah pancasila sebagai ideologi bangsa tidak bertentangan dengan islam khsusunya dalam hal menyingkapi ketuhanan? Sebagian mereka menjawab bahwa Islam dan Pancasila tidak bertentangan bahkan sebagian yang lain mengatakan ianya diambil dari Islam dengan mengedepankan kesamaan kalimat Ketuhanan Yang Maha Esa. Benarkah demikian?

***

Butir – butir pengamalan pancasila
Terlebih dahulu kita harus mengetahui penjelasan setiap sila dengan membaca butir – butir pengamalan pancasila sebagai perwujudan dari setiap sila itu sendiri.
Butir – butir pengamalan sila pertama pancasila
  1. Bangsa indonesia menyatakan kepercayaan dan ketakwaannya terhadap Tuhan Yang Maha Esa
  2. Manusia Indonesia percaya dan takwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, sesuai dengan agama dan kepercayaannya masing – masing menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab.
  3. Mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerjasama antara pemeluk agama dengan penganut kepercayaan yang berbeda – beda terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
  4. Membina kerukunan hidup di antara sesama umat beragama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
  5. Agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa adalah masalah yang menyangkut hubungan pribadi manusia dengan Tuhan Yang Maha Esa.
  6. Mengembangkan sikap saling menghormati kebebasan menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan kepercayaannya masing – masing.
  7. Tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa kepada orang lain.
Adapun kesimpulan yang dapat ditarik dari penjelasan butir – butir pengamalan sila pertama pancasila dan yang akan dikaji menurut sudut pandang islam adalah sebagai berikut:
  1. Pancasila mengakui adanya eksistensi satu – satunya Tuhan yang pencipta dan pengatur alam semesta sebagai ciptaan-Nya dan bersedia patuh terhadap perintah dan meninggalkan larangan-Nya.(1)
  2. Peribadatan terhadap Tuhan diperbolehkan mengambil salah satu ajaran agama yang dianggap memberikan kebaikan tehadap masing – masing individu. (2)
  3. Pancasila adalah sistem sekuler. (5)
  4. Mendudukkan semua agama dalam derajad yang sama dalam penyembahan terhadap Tuhan Yang Maha Esa (4,6,7)

***

Kajian dari sudut pandang islam
  1. Eksistensi Tuhan (Allah) dan perintah taqwa.
Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia Yang Hidup kekal lagi terus menerus mengurus (makhluk-Nya); tidak mengantuk dan tidak tidur. Kepunyaan-Nya apa yang di langit dan di bumi. Tiada yang dapat memberi syafa'at di sisi Allah tanpa izin-Nya? Allah mengetahui apa-apa yang di hadapan mereka dan di belakang mereka, dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah melainkan apa yang dikehendaki-Nya. Kurs Allah meliputi langit dan bumi. Dan Allah tidak merasa berat memelihara keduanya, dan Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar. (Al-Baqarah: 255)

Katakanlah: "Dia-lah Allah, Yang Maha Esa. Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu. Dia tiada beranak dan tidak pula diperanakkan. dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia." (Al-Ikhlas: 1-4)

Allah SWT adalah Tuhan Yang Maha Esa, Dialah Dzat yang telah menciptakan alam semesta beseta isinya sekaligus Dzat yang senantiasa mengatur seluruh ciptaannya. Sampai disini Pancasila dan Islam masih dalam maksud yang sama, namun bagaimana cara bertaqwa kepada Allah Tuhan Yang Maha Esa?, Allah SWT berfirman:

Katakanlah: "Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu." Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (Ali Imron : 31)

Allah memerintahkan untuk mengikuti ajaran yang dibawa Rasulullah Muhammad SAW sebagai utusan-Nya dimuka bumi untuk menyelamatkan manusia dari kesesatan, termasuk dalam urusan  kenegaraan.

Katakanlah: "Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu." Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Katakanlah: "Ta'atilah Allah dan Rasul-Nya; jika kamu berpaling, maka sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang kafir." (Ali Imron: 31 - 32)
“Apa yang disampaikan oleh Rasul kepada kalian, ambillah; apa yang dicegahnya atas kalian, tinggalkanlah.” (Al-Hasyr: 7)

Allah telah menggunakan kata ‘Islam’ untuk menyebutkan agama yang direstui-Nya. Hal yang tampak enggan diutarakan oleh para penggagas pancasila sebagai wujud atas kepercayaan dan ketaqwaan mereka kepada Tuhan Yang Maha Esa.

“…Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu… (Al-Maidah : 3)

Sesungguhnya agama (yang diridhai) disisi Allah hanyalah Islam….. (Ali Imron: 19)

“Barang siapa mencari agama selain Islam, sekali-kali tidak akan diterima (agama itu) dan di akhirat kelak dia termasuk orang-orang yang merugi” (Ali Imron: 85)

Ali Imron:20, At-Taubah:74, Al-An’am:125, dsb

2. Jawaban untuk sistem sekuler

Islam telah mengatur segala urusan segala urusan tanpa kecuali; mulai dari hubungan manusia dengan penciptanya –dalam konteks ibadah seperti sholat, puasa, zakat, haji dan jihad – ; hubungan manusia dengan dirinya sendiri seperti dalam urusan pakaian, makanan, dan akhlaq; hingga hubungan manusia dengan sesamanya seperti dalam urusan pemerintahan, ekonomi, sosial, pendidikan, politik luar negeri, dll. Secara konseptual telah diatur oleh Islam dengan sejelas – jelasnya.

Dan Kami turunkan kepadamu Al Kitab (Al Quran) untuk menjelaskan segala sesuatu”, (An – Nahl: 89)

“Sesungguhnya aku telah tinggalkan kalian dalam keadaan yang terang benderang; malam harinya sama dengan siang harinya. Tidak akan ada yang tersesat sepeninggalku, kecuali orang yang celaka.” (HR Ibnu Majah dan Ahmad) 

“Dan hendaklah kamu memutuskan perkara di antara mereka menurut apa yang diturunkan Allah, dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka.(Al-Maidah: 49)

3. Tauhid merupakan keyakinan bahwa Allah adalah satu-satunya Sang Pencipta sekaligus Pengatur langit, bumi, dan seisinya. Keyakinan ini juga diyakini oleh orang-orang kafir (tentu tidak dengan menamakan dengan lafaz Allah sebagaimana umat Islam kecuali bebrapa saja).

Dan sesungguhnya jika kamu tanyakan kepada mereka: "Siapakah yang menciptakan langit dan bumi?" Tentu mereka akan menjawab: "Allah." Katakanlah : "Segala puji bagi Allah"; tetapi kebanyakan mereka tidak mengetahui.(Luqman: 25)

Katakanlah: "Kepunyaan siapakah bumi ini, dan semua yang ada padanya, jika kamu mengetahui?". Mereka akan menjawab: "Kepunyaan Allah." Katakanlah: "Maka apakah kamu tidak ingat?" (Al-Mu’minun: 84-85)

Namun demikian, keyakinan mereka akan keesaan Allah dalam hal rububiyyah tidak menyelamatkan mereka dari kekafiran. Sebab, mereka telah menolak tauhid uluhiyyah. Ini terlihat tatkala Rasulullah SAW berkata kepada mereka:

“Katakanlah ‘La Ilaha illa Allah’ – artinya beribahadhlah hanya kepada Allah dan jangan mempersekutukanNya.

Orang – orang kafir itu menjawab, sebagaimana telah disebutkan didalam al-Quran sebagai berikut:

“Mengapa ia menjadikan tuhan-tuhan itu Tuhan Yang Satu saja? Sesungguhnya ini benar-benar suatu hal yang mengherankan” (Shad: 5)

Allah menampik anggapan orang – orang kafir bahwa dengan menyembah dewa-dewa, berhala, orang suci, atau oknum tuhan –menurut sebagian yang lain –  akan mendekatkan mereka kepada Tuhan Yang Maha Esa, Allah SWT.

“Ingatlah, hanya kepunyaan Allah-lah agama yang bersih (dari syirik). Orang – orang yang mengambil pelindung selain Allah (berkata), ’kami tidak menyembah mereka melainkan supaya mereka mendekatkan kami kepada Allah dengan sedekat-dekatnya’. Sesungguhnya Allah akan memutuskan diantara mereka tentang apa yang mereka perselisihkan. Sesungguhnya Allah tidak menunjuki orang-orang yang suka berdusta dan ingkar” (Az-Zumar: 3)

Al-Muqrizi menyatakan, “Tidak diragukan lagi, tauhid rububiyah tidak diingkari oleh orang-orang musyrik, bahkan mereka menetapkan bahwa Dialah satu-satunya Pencipta dan Pengatur alam semesta. Mereka hanya mengingkari tauhid uluhiyah.

Islam melarang dan mengkafirkan orang yang percaya kepada Allah untuk mengikuti ulama’ mereka yang mengubah hukum Allah. Berpegang teguh atau lebih mengutamakan hukum – hukum buatan manusia lebih dari hukum Allah merupakan kesyirikan dalam tauhid al-‘ibadah. Allah SWT telah berfirman:

“Menetapkan hukum itu hanyalah hak Allah. Dia menerangkan yang sebenarnya dan Dia Pemberi keputusan yang paling baik” (Al-An’am: 57)

“Barangsiapa yang tidak memberikan keputusan menurut apa yang diturunkan Allah, maka mereka adalah orang-orang yang kafir” (Al-Maidah: 5)

Ketika Rasulullah SAW membacakan ayat al-qur’an:

“Mereka menjadikan orang-orang alimnya dan rahib-rahib mereka sebagai tuhan selain Allah” (At-Taubah: 31)

Adi bin Hatim menyatakan bahwa orang-orang Yahudi dan Nasrani tidaklah menyembah rahib-rahib dan pendeta-pendeta mereka, tetapi mereka justru menyembah kepada Allah. Pernyataan ini ditangkis Rasulullah SAW dengan sabdanya:

“Akan tetapi, rahib-rahib dan pendeta itu telah menghalalkan apa yang diharamkan Allah dan mengharamkan apa yang dihalalkan oleh Allah, kemudian mereka mengikutinya”

“Berdo’alah kepadaKu, tentu akan Kukabulkan permohonan kalian, sesungguhnya orang-orang yang menolak beribadah kepadaKu, maka mereka akan masuk nereka Jahannam dalam keadaan hina” (Al Mukmin: 60)

***

Jika dilakukan tinjauan dari sudut pandang keislaman terhadap butir-butir pengamalan pancasila, kurang lebih akan memunculkan keterangan sebagai berikut:
  1. Pada butir ke satu sila pertama, disitu tersirat bahwa Islam adalah satu-satunya agama yang diakui pancasila. Karena ketaqwaan hanya didapat dari menjalankan perintah dan meninggalkan larangan Allah, Tuhan Yang Maha Esa. Allah melarang segala bentuk peribadatan yang didalamnya merubah hukum yang ditetapkan Allah SWT dan peribadatan yang mengharuskan melalui perantara orang-orang yang disucikan, dewa atau oknum tuhan. Suatu fakta yang malu-malu bahkan enggan disampaikan oleh penyusun pancasila.
  2. Segala bentuk tindakan yang menyamakan kedudukan setiap agama dan memberikan kesempatan atau kebebasan memilih agama selain Islam adalah perbuatan yang dilarang oleh Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa.
  3. Menempatkan  agama hanya sebagai pengatur hubungan seputar individu dengan Tuhan berarti mengurangi kesempurnaan agama dan menafikan/meniadakan sebagian hukum yang telah diturunkan Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa. sehingga manusia akan membuat hukum sendiri yang mengikuti nafsunya belaka sebagai pengganti hukum yang ditiadakan tadi.  yang mana semua itu dilarang dalam Islam.
***

Allah SWT telah menurunkan dan meridloi Islam sebagai agama dan ideologi yang sempurna yang disampaikan oleh Rasulullah Muhammad SAW. Setiap muslim berkewajiban untuk menjunjung tinggi islam dalam segala aspek kehidupan termasuk menggunakannya sebagai dasar dan pandangan hidup dalam bernegara. Karena ianya sesuai dengan hati nurani bangsa indonesia yang mayoritas adalah muslim.

Sedangkan pancasila adalah ideologi dasar negara buatan manusia yang mana isinya yang dijelaskan dalam butir-butir pengamalan pada tiap silanya adalah bertentangan dengan islam dan masih terdapat kontradiksi antara satu butir dengan butir lainnya, sehingga harus ditela’ah dan disempurnakan lagi oleh mereka yang masih pancasilais. Dapat dikatakan pula negara yang menggunakan pancasila sebagai dasarnya adalah berdiri diatas pondasi yang rapuh.



Bibliografi
Al-Qur’an Al-karim
Wikipedia bahasa indonesia
Hizbut Tahrir Indonesia.2002.Menerapkan Syari’at Islam.
Abdullah Husain Muhammad.2006.Studi Dasar-dasar Pemikiran Islam.Jakarta.Pustaka Thariqul Izza